http://mlbboards.com

Senin, 14 Februari 2011

Kecupan ketika beranjak dewasa




Barusan saja membaca kisah Frank di sarikata.com. Hmmm... membaca kisah ini, apalagi baris terakhirnya lantas saya berpikir maksud orang yang posting cerita ini. Melirik ke tanggal postingnya.. 14 Februari, yg benar saja. Tapi yang bisa saya ambil hikmahnya adalah sayangnya seorang anak kepada ayahnya hingga menunjukkan sayangnya itu dia tetap ingin dikecup ayahnya meski sudah beranjak dewasa. Terkadang, ketika masih kecil, dengan bergayut manja kita senang dicium dan mencium orang tua kita. Tapi ketika beranjak remaja apalagi dewasa, kecanggungan itu muncul untuk dicium dan mencium wajah kedua ortu kita. Terkesan geli malah. Ada muncul protes dari sang anak ketika pipinya dicium oleh ayahnya "Ihh.. ayah centil banget cium-cium aku!" padahal dulu minta ma ayahnya "cium aku dunk yah,"
Atau mungkin, ayah atau ibu yang nyergah "pasti ada maunya kalo nyium-nyium,"
Yahhh.. ayah ibu. gimana anaknya jadi ga beneran ada udang di balik bakwan :)

Namun coba untuk rasakan bagi kita yang merasa sudah dewasa dan tak pernah lagi mencium bahkan dicium oleh ortu kita, rasakan reaksi ortu kita. Betapa awalnya beliau malu-malu u/ memberikan kecupan sayang u/ buah hatinya dan tiba-tiba ciuman kita mendarat di pipinya. Subhanallah.. Lisna rasakan sendiri makin lama ikatan batin makin kuat. Rasakan sayang yang kuat dari ortu sama bahkan melebihi saat kita masih kanak2. Bukan karna hari ini, Insya Allah sepanjang hayat, saat kita masih bisa meraba wajah mereka.

Dan coba juga hayati ketika sang anak tiba-tiba mengecup kening dan pipi kita bagi para orang tua. Jangan berpikir saat mereka bergayut lagi mereka seakan manja seperti kanak-kanak atau bahkan ada yang mereka mauin. Resapi bahwa itu salah satu bentuk sayang untuk tetap menjalin keakraban antara orang tua dengan anak kendati mereka telah beranjak dewasa. Saat mereka menyecup kening orang tua, rangkul dan peluklah.

For my lovely parents.. ahad kemarin baru saja mencium kalian. Namun harunya menepi hingga saat ini

0 komentar:

Posting Komentar

 
Efek Blog