http://mlbboards.com

Sabtu, 22 November 2014

Garam dan Masalah

Untuk menyemangati diri ini di setiap harinya, nasihat ini selalu teringat. Nasihat dari seorang motivator

Garam, salah satu bumbu dapur dan sebagai penyedap masakan. Hambar rasanya jika masakan tidak diberi garam. Maka ada istilah "Bagai sayur tanpa garam" hambar. Lain hal dengan orang yang sedang diet mayo ya yang membatasi asupan makan garam.

Hmm, kembali lagi ke topik. Apa hubungannya garam dengan masalah? kalo dari segi masakan jelas ada. Kurang garam, pasti masakan akan berasa ada yang kurang, lebih tepat hambar. Kebanyakan garam, waduh, yang makan bisa teriak dan langsung lepehin makanannya mungkin.
Ada yang nyeletuk kalo masakan keasinan "Mau kawin Bu?" Aih, dari mana ya istilah itu.
Ok, lalu hubungan dengan masalah? Ini hanya perumpamaan saja.


Yuk kita ambil garam 1 sendok makan, lalu kita masukkan ke gelas yang berisi air putih. Diaduk lalu cicipi, apa rasanya? berasa asin bukan?






Masih dengan 1 sendok makan garam kita masukkan ke dalam ember yang berisi air putih lalu cicipi rasanya? Apakah garam akan berasa atau tidak?
Nah, kalo garam 1 sendok makan kita masukkan ke kolam renang, bagaimana rasanya?









Terlebih lagi kalo kita masukkan ke dalam danau

Garam diibaratkan M.A.S.A.L.A.H dan air diibaratkan K.I.T.A
jadi masalah bukan hanya dilihat dari besar kecilnya, banyak atau sedikitnya, tetapi dari sisi kita. Kalo sesendok masalah bisa saja membuat kita terpuruk jika kita menempatkan diri seperti air di dalam gelas. Tentu akan terasa masalah itu. Namun jika kita bisa menempatkan diri kita sedikit saja lebih besar yakni air di dalam ember, masalah memang terlihat, tapi Insya Allah kita bisa mengatasi diri menghadapi masalah tersebut. Apalagi menempatkan hati dan diri kita seperti kolam dan danau, sungguh sudah jadi pribadi yang lapang diri kita, seberapapun masalah itu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Efek Blog