http://mlbboards.com

Sabtu, 11 Juli 2015

Anak adalah Hak Allah

Tertampar saya..

Di beranda facebook saya muncul kiriman seorang sahabat yang dishare dari sebuah blog. Tergelitik hati saya ingin membacanya karena kaitannya dengan kehamilan, ya keturunan.

Saya membuka blog itu setelah buka puasa. Perasaan saya langsung haru biru. Tertampar batin saya. Ya, betapa tidak. Setiap saat saya selalu mempertanyakan kapan kami punya keturunan Ya Allah? gurat rindu itu, rasa iri melihat sekeliling, ada yang tengah hamil muda, ada yang jalan-jalan dengan perut besarnya, ada yang mendorong kereta bayi, menggendong anak, menuntun dan ah entah sudah ratusan mungkin kalimat itu selalu terlontar saat melihat adegan senang, gurat bahagia sebuah keluarga dengan kehadiran anak.

Kapan nyusul?
>
Sering saya dilanda sedih dan emosi tertahan jika pertanyaan itu kerap datang. Bukan hanya dari teman-teman, bahkan dari keluarga sendiri. Setiap pulang kampung pertanyaan itu selalu dilontarkan oleh nenekku sendiri, kakaku sendiri, bibiku sendiri. Luka dan nelangsa rasanya. Siapa sangka kehadiran keturunan itu dijadikan ajang susul menyusul. Kapan nyusul? Ah rasanya naif sekali. Karena tak akan ada yang bisa menjawabnya.

Anak adalah Hak Allah

Ya. Lewat blog yang saya baca hati saya tergerus. Betapa tidak, hati ini lupa bahwa keturunan bukan hak saya, bukan hak suami saya. Sepenuhnya hak Allah. seperti tertuang dalam Al-Qur'an Asy-Syuura : 49-50

لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ (٤٩) أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ (٥٠) 

Artinya :
Ayat 49 :  
Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki,
Ayat 50. :
Atau Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan, Dan menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa
Lantas.. aku terduduk lemas. Aku bersujud dalam tangisku. Betapa tidak aku telah sombong selalu meminta anak yang diartikan seperti meminta hakku. Padahal Allah sudah menjelaskan dengan gamblang, DIA berhak atas keturunan kepada hamba-Nya, Dia berhak atas anak laki-laki, anak perempuan atau keduanya diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau menjadikan mandul kepada siapa yang Dia kehendaki.
Robb.. ini jalan yang Engkau tunjukkan, ayat ini sebagai pelipur lara untuk menuntun hati agar ikhlas menjalani semua ketentuan dari-Mu. Menata hati untuk ikhlas dari terus menggerutu, menata mata dari terus iri melihat pasangan yang sudah berbahagia dengan buah hati dari Allah, menata telinga agar ikhlas dari terpaan omongan siapapun. Kapan nyusul? dua-duanya sehat kan? udah ke dokter belum? minum obat ini biar cespleng.. dan lain-lain. Ikhlas dan ikhlas seperti surat Al-Ikhlas tanpa ada kata ikhlas di dalamnya.
24 Ramadhan 1436H
Ramadhan ini aku berserah

Kamis, 08 Januari 2015

Kanker dan Singkong

Dapat info ini dari statusnya mak Zulfa umminya fatan di facebook. Insya Allah bermanfaat, Amin

Copas Dari bass FM Salatiga drg. Dedy
Copas Posting DR Ridwan Dereinda di P3RI RPN- Barangkali ada yg perlu
------;-----
Singkong menjadi obat kanker
Obat Ajaib utk Kanker
by Dr. Cynthia Jayasuriya
####

Ini pengalaman saya sendiri, sembuh dari kanker dgn singkong. Semoga pengalaman ini bermanfaat utk banyak orang.

Pada saat sedang dirawat karena kanker, saya ingin tahu jenis makanan rutin kami yg mengandung vitamin B17. Ternyata vitamin B17 ada dalam singkong.
Jadi saya makan singkong 10 gram tiga kali sehari.

Setelah dikonsumsi selama 1 bulan, saya melakukan pemeriksaan kandung kemih yg dilakukan oleh doker yg menangani kanker saya. Beliau terkejut karena kandung kemih saya benar-benar bersih dan normal.
Selama makan singkong, saya merasa sangat fit dan orang lainpun melihat saya sangat sehat.
Setelah itu setiap tiga bulan saya periksa dan hasilnya tetap bersih. Sejak itu saya hanya makan singkong dan tdk menjalani pengobatan lainnya.

Secara sederhana, cara kerja singkong sbb:

Nama ilmiah vitamin B17 adalah Amygdaline. Sel kanker adalah sel yg belum matang dan memiliki enzym yg berbeda dgn enzym normal.
Ketika vitamin B17 digabungkan dgn enzyme sel normal, B17 akan terurai menjadi 3 jenis gula.
Tetapi ketika tergabung dgn enzyme sel kanker, B17 terurai menjadi:

1 gula,
1 benzaldehida dan
1 asam hidrosianik.

Asam hidrosianik inilah yg membunuh sel kanker secara lokal.
Singkong mengandung vitamin B17.

Setelah saya menulis artikel sebelumnya pada tahun 2010, saya menerima beberapa informasi dari pasien kanker yg juga mengkonsumsi singkong.
Mr. Pereira, pria berusia 70 tahun, terdiagnosis mengidap kanker prostat. Istrinya yg seorang pensiunan di rumah sakit kebetulan membaca artikel saya.

Mereka tdk punya dana utk biaya pengobatan kanker dan suntikan yg diberikan membuat Mr. Pereira sangat lemah, maka Istrinya memberikan singkong kepada Mr. Pereira.
Setelah mengkonsumsi singkong selama seminggu, kondisinya mulai membaik. Dan setelah sebulan memakan singkong setiap pagi, dia menjalani pemeriksaan.

Sejak terdiagnosis kanker, hasil test PSA nya 280 – 290. Tetapi setelah sebulan PSA nya menjadi 5.89!
Mereka mengunjungi saya utk memperlihatkan hasil test sebelum dan sesudah mengkonsumsi singkong. Mr. Pereira sudah tdk merasakan lagi gejala kanker.

Ada seorang pria lain yg mengidap kanker hati dan sdh menjalani operasi. Tapi dari hasil MRI scan berikutnya, ternyata masih ada sel kanker yg belum terangkat.
Dia mulai makan singkong setelah operasi. Sebulan setelah makan singkong, dokter mengatakan tdk perlu dilakukan operasi lagi karena dari MRI scan, sel kanker itu tdk membesar.

Jadi kenapa tdk mencoba singkong? Singkong murah, mudah didapat, mudah memasaknya dan sangat lezat. (bersyukurlah kita yg tinggal di Indonesia, singkong dimana2 ada, yg penting kita percaya atau tdk, disitulah obatnya)

Caranya sangat mudah:
1. Pilih singkong yg segar, yg tdk ada noda biru.
2. Rebus dan jangan tutup panci selama memasak. Ini akan membantu menguapkan kelebihan asam midrosianik.
3. Jangan mengkonsumsi makanan yg mengandung jahe/ginger, seperti biskuit jahe, ginger beer, ginger ale sedikitnya 8 jam setelah mengkonsumi singkong.
**

Senin, 29 Desember 2014

Mbah Nun Jauh Di sana

Gambar hanya ilustrasi
Kata suami, fotoku yang bareng Indri - adik ipar - ditaruh si mbah di kantong bajunya.

Empat tahun menikah, ada bersit rindu ingin bertemu dengan beliau.

Mbah, nenek dari suami yang tinggal di Nganjuk - Jawa Timur.

Beberapa kali ngobrol dengan suami ada planning mengunjungi mbah.

Belakangan, tambah ingin saya kesana sekalian liburan. Lebaran kemarin batal. Belakangan pun batal karna saya sudah sering bolos dari kantor karna sakit padahal saya sudah prepare tidak ambil cuti untuk kesana di akhir tahun.

Ya. Planning tinggal planning, rencana manusia. Minggu, selepas makan, mbah dikabari pingsan. Dibawa ke klinik sama Le' Arin. Esoknya senin, mama ditemani dwi dan indri kesana. Saya dan suami kebetulan famgath ke Anyer dari kantor. Sepanjang di bus keingatan terus si mbah. Ngga enak rasanya sampe saya update status di facebook
Ternyata, saat update status itu adalah saat Mbah menghadap Yang Kuasa. Mbah, meski belum pernah melihat wajah mbah secara langsung, di tiap do'aku aku panjatkan pada Allah agar mbah diampuni segala dosa, dilapangkan alam kubur mbah, ditempatkan bersama hamba-hamba Allah yang sholih. Semoga Allah mempertemukan kita di akhirat kelak, Amin Ya Robb

Sabtu, 22 November 2014

Garam dan Masalah

Untuk menyemangati diri ini di setiap harinya, nasihat ini selalu teringat. Nasihat dari seorang motivator

Garam, salah satu bumbu dapur dan sebagai penyedap masakan. Hambar rasanya jika masakan tidak diberi garam. Maka ada istilah "Bagai sayur tanpa garam" hambar. Lain hal dengan orang yang sedang diet mayo ya yang membatasi asupan makan garam.

Hmm, kembali lagi ke topik. Apa hubungannya garam dengan masalah? kalo dari segi masakan jelas ada. Kurang garam, pasti masakan akan berasa ada yang kurang, lebih tepat hambar. Kebanyakan garam, waduh, yang makan bisa teriak dan langsung lepehin makanannya mungkin.
Ada yang nyeletuk kalo masakan keasinan "Mau kawin Bu?" Aih, dari mana ya istilah itu.
Ok, lalu hubungan dengan masalah? Ini hanya perumpamaan saja.


Yuk kita ambil garam 1 sendok makan, lalu kita masukkan ke gelas yang berisi air putih. Diaduk lalu cicipi, apa rasanya? berasa asin bukan?






Masih dengan 1 sendok makan garam kita masukkan ke dalam ember yang berisi air putih lalu cicipi rasanya? Apakah garam akan berasa atau tidak?
Nah, kalo garam 1 sendok makan kita masukkan ke kolam renang, bagaimana rasanya?









Terlebih lagi kalo kita masukkan ke dalam danau

Garam diibaratkan M.A.S.A.L.A.H dan air diibaratkan K.I.T.A
jadi masalah bukan hanya dilihat dari besar kecilnya, banyak atau sedikitnya, tetapi dari sisi kita. Kalo sesendok masalah bisa saja membuat kita terpuruk jika kita menempatkan diri seperti air di dalam gelas. Tentu akan terasa masalah itu. Namun jika kita bisa menempatkan diri kita sedikit saja lebih besar yakni air di dalam ember, masalah memang terlihat, tapi Insya Allah kita bisa mengatasi diri menghadapi masalah tersebut. Apalagi menempatkan hati dan diri kita seperti kolam dan danau, sungguh sudah jadi pribadi yang lapang diri kita, seberapapun masalah itu.

Kamis, 13 November 2014

Sang Pembuat Kue

Di rumah, Karawang, ada penjual kue tradisional namanya Mpo Tihani yang terkenal seantero Tanah Baru (Cie..) kue bikinannya mancappp... maknyuss rasanya meski cuma kue tradisional semacam : Bacang, Apem, Abuk, Dongkal, Putu kering, Putu Mayang dll. Favorit saya bacang, dongkal dan putu kering. 
Penampakan Bacang

Meski sederhana, bacang buatan Po Tihani cuma kelapa tapi enaknya jangan dikata dah.. saya belu menemukan bacang yang enak di Bekasi

Dongkal
Dongkalnya juga maknyuss.. pulen, legit dan manisnya enak

Putu Mayang
Mungkin kalo putu mayang sekarang sudah dimodifikasi dengan berbagai warna. Saya lebih suka warnanya yang alami yakni warna putih

Ketika ibu mengabari kalo Po Tihani lebih disayang Allah daripada kita para penikmat kulinernya, saya terhenyak dan sangat kehilangan. Bukan karena tidak menemukan lagi rasa yang enak dari kue-kue yang dijual orang lain, namun beliau adalah orang yang bersahaja.

Semoga Allah mengampuni dosa-dosa Po Tihani dan menempatkan beliau bersama orang-orang yang sholeh, Amin Ya Robb

Rabu, 12 November 2014

Anak sekolah, Mahasiswa dan Budaya

Bulan ini dan di tahun ini tepat 14 tahun yang lalu saya menginjakkan kaki di tempat saya bekerja sekarang sebagai seorang karyawati. Jadi, saya sudah mengenal banyak mahasiswa (red : alumni) dengan berbagai karakter dan tabiat serta polah dalam bergaul.

Dari tahun ke tahun yang saya perhatikan adalah bahwa beberapa dari mereka masih tetap 'cium tangan' saat bertemu dosen dan manajemen. Ya saya senang mereka masih membudayakan seperti itu.

Saya teringat seorang rekan saya yang jadi pembimbing akademik salah satu kelas. 

Kelas yang mayoritas perempuan itu jadi ajang menunjukkan diri satu sama lain. Dan ada satu kubu ngga pernah akur dengan kubu lain. Sampai suatu ketika ributlah mereka karena hal sepele yaitu penampilan. Mahasiswi ini memang cantik, tapi kubu yang tidak suka sama dia mengenal dia dan keluarganya dari keluarga biasa koq bisa pake baju bagus dll. Yang ternyata penampilannya itu ditunjang oleh kakaknya.

Minggu ini saya dihadapkan dengan dilema anak-anak saya yang dua kubu juga, saling perang, saling diam, dan ya sepertinya senang perang di sosial media, saling bully. Karena ketidaksukaan salah satu teman mereka gabung dengan grup yang lain.

Sampe saat ini saya ingin mempertemukan mereka untuk berembuk agar tidak ada lagi kesalahpahaman belum berhasil. Semoga saya bisa untuk meleburkan budaya di kalangan anak-anak muda zaman sekarang yang senang membully, mengolok dll.

Jumat, 10 Oktober 2014

Tamu Kala Itu (Episode Kampus)

Saya dapat aiphone dari depan kalau ada salah satu mahasiswa datang dengan keluarganya ingin bertemu saya. Saya mengernyitkan alis dan mempersilahkan anak tersebut dan keluarganya ke ruangan saya.

Hmmm.. ada gerangan apakah lagi coz minggu lalu anak itu sudah meminta tanda tangan saya untuk pindah kelas ke sore. Saya pikir dia sudah kuliah dan yang menangani dia nantinya adalah rekan kerja saya yang lain.

Dia datang bersama mama papanya. Duduklah mama papanya di hadapan saya. Bertanya pada saya perkembangan anaknya. Saya jelaskan seperti yang anak tsb jelaskan pada saya.

Saya agak kaget melihat reaksi anak itu yang pundung (baca : ngambek) berdiri membelakangi saya dan ortunya. Ditanya sama saya dan mamanya cuma manyun dan geleng-geleng. Saya sampe melepas napas. Sudah jadi mahasiswa tapi menghadapi masalah seperti itu layaknya anak TK yang ngambek sama ortunya minta dibelikan atau diajak kemana.

Ya, akhirnya, ortunya minta ditelponkan kakanya. Tepatnya kaka iparnya agar menelpon balik ke kampus. Ngobrolah saya dengannya panjang kali lebar. Bahwa memang kakanya yang menanggung biaya kuliahnya dan kakanya melihat sudah tidak ada respek anak itu untuk kuliah lagi, lebih senang dengan game online. Baiklah, saya tidak bisa menahan karna memang yang menjalani adalah dia sendiri. Kakanya juga sudah angkat tangan.

Papanya akhirnya membuat surat pernyataan mengundurkan diri dari kampus. Mama dan anak itu keluar untuk membeli materai. Ngobrollah saya dengan papanya. 

Perjalanan hidup papanya - yang baiknya saya panggil beliau opa seperti yang lain memanggilnya - dengan gamblangnya diceritakannya pada saya. Seperti plong dia bercerita padahal saya orang baru yang dikenalnya. 

Pesan yang secara tersirat dari ceritanya adalah bahwa kita bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Berasal dari tanah, tinggal di tanah, akan kembali ke tanah, lantas apa yang kita sombongkan? Roda bisa berputar. Hidup gemerlap kemewahan bisa terbalik menjadi nestapa. Apa yang dialami di masa muda beliau sekarang dipetik di usia senjanya. Tapi beliau sekarang menikmati, lebih tenang dan lepas dengan hobby nya menyanyi. Namun, beliau sadar, menyesal karna tidak bisa (Ah tidak, belum bisa pastiya) menjadi papa yang bisa melihat sukses anak bungsunya. Dia sangat ingin melihat anaknya sarjana. 

Saya do'akan opa, kelak Allah membalikkan hati anak bungsu opa untuk mau mewujudkan dan menyenangkan opa di hari tua opa.

Dan, ah.. saya tersenyum kecut saat mama dan anak itu kembali ke ruangan saya, anak itu tersenyum lebar tidak seperti saat masuk tadi. Seperti beban sudah terlepas dengan dia keluar/mengundurkan diri dari kampus. Saya sangat ingin sebenarnya mengungkap apa yang ada di benaknya, kenapa dia tidak mau kuliah?

Banyak sebenarnya yang saya ingin tau dengan berbagi dan bercerita dengan papanya anak itu. Dan banyak pula yang saya ingin dengar dari siapapun di luar sana yang ceritanya, atau kata-katanya bisa saya jadikan muhasabah bagi diri saya.

~ Bekasi, 10 Oktober 2014 ~

Lisna
 
Efek Blog